Bareksa.com - Bareksa Barometer jelang pekan I Desember 2023 ini kembali ramai pendatang baru. Tercatat ada 6 pendatang baru di jajaran top 5 reksadana unggulan Bareksa Barometer yang merata di setiap jenis reksadana. Masuknya reksadana-reksadana pendatang baru itu seiring dinamika pasar dan perubahan skor Barometer Point.
Enam reksadana tersebut yakni BNP Paribas Pesona, Danareksa MSCI Indonesia ESG Screened Kelas A, Allianz SRI KEHATI Index Fund, Capital Fixed Income Fund, Majoris Pasar Uang Syariah Indonesia dan Schroder Syariah Balanced Fund.
BNP Paribas Pesona langsung berada di posisi 3 dalam daftar top 5 reksadana saham unggulan Bareksa Barometer dengan Barometer Point 4,5 dan imbal hasil 11,98% dalam 3 tahun terakhir. Kemudian Danareksa MSCI Indonesia ESG Screened Kelas A berada di peringkat 4 dalam top 5 reksadana indeks unggulan dengan Barometer Point 3.
Selanjutnya Allianz SRI KEHATI Index Fund di posisi 5 dalam daftar reksadana indeks unggulan dengan skor Barometer Point 3 dan imbalannya 22,56% dalam 3 tahun terakhir. Capital Fixed Income Fund jadi pendatang baru langsung mengisisi posisi 2 dalam daftar top 5 reksadana pendapatan tetap unggulan dengan Barometer Point 4 dan imbal hasilnya 7,2% setahun.
Kemudian Majoris Pasar Uang Syariah Indonesia pendatang baru mengisi posisi 5 daftar reksadana pasar uang unggulan Bareksa Barometer dengan Barometer Point 3,5 dan imbalannya 4,47% setahun. Terakhir Schroder Syariah Balanced Fund mengisi posisi 3 reksadana campuran unggulan dengan Barometer Point 4 dan imbalahnnya 7,97% dalam 3 tahun terakhir.
Posisi pertama dalam daftar reksadana saham unggulan diisi oleh Syailendra Equity Opportunity Fund Kelas A dengan Barometer Point 4,5 dan imbalannya 12,63% dalam 3 tahun. Kemudian daftar reksadana indeks unggulan dipimpin oleh BNP Paribas IDX Growth30 dengan Barometer Point. Serta Mandiri Investa Dana Syariah di peringkat teratas reksadana pendapatan tetap unggulan dengan Barometer Point 4.
Barometer Point tertinggi pekan ini yakni dengan skor 5 diraih oleh Capital Money Market Fund dan TRAM Alpha, masing-masing memimpin di daftar reksadana pasar uang unggulan dan reksadana campuran unggulan. Capital Money Market Fund mencatatkan imbalan 5,31% setahun dan TRAM Alpha cuan 21,72% dalam 3 tahun. Adapun cuan menarik dicatatkan Trimegah Balanced Absolute Strategy Kelas A yang berada di posisi 4 reksadana campuran unggulan dengan Barometer Point 4 dan imbal hasilnya mencapai 39,39% dalam 3 tahun terakhir.
Daftar reksadana unggulan Bareksa Barometer per jenis sebagaimna berikut:
Reksadana Saham | Manajer Investasi | AUM Oktober 2023 | Barometer Point | Imbal Hasil 3 Tahun |
Syailendra Equity Opportunity Fund Kelas A | Syailendra Capital | Rp312,69 miliar | 4,5 | 12,63% |
TRIM Kapital Plus | Trimegah Asset Management | Rp270,96 miliar | 4,5 | 39,27% |
BNP Paribas Pesona | BNP Paribas Asset Management | Rp685,17 miliar | 4,5 | 11,98% |
Batavia Dana Saham Optimal | Batavia Prosperindo Aset Manajemen | Rp521,26 miliar | 4,5 | 21,79% |
BNP Paribas Ekuitas | BNP Paribas Asset Management | Rp1,08 triliun | 4,5 | 13,99% |
Sumber : Tim Analis Bareksa, kinerja per 30/11/2023
Investasi Trim Kapital Plus di Sini
Investasi BNP Paribas Pesona di Sini
Investasi BNP Paribas Ekuitas di Sini
Reksadana Indeks | Manajer Investasi | AUM Oktober 2023 | Barometer Point | Imbal Hasil 3 Tahun |
BNP Paribas IDX Growth30 | BNP Paribas Asset Management | Rp168,46 miliar | 3,5 | - |
Avrist Indeks LQ45 | Avrist Asset Management | Rp555,08 miliar | 3 | 11,65% |
BNP Paribas Sri Kehati | BNP Paribas Asset Management | Rp3,37 triliun | 3 | 24,21% |
Danareksa MSCI Indonesia ESG Screened Kelas A | BRI Manajemen Investasi | Rp447,17 miliar | 3 | - |
Allianz SRI KEHATI Index Fund | Allianz Global Investors Asset Management Indonesia | Rp247,16 miliar | 3 | 22,46% |
Sumber : Tim Analis Bareksa, kinerja per 30/11/2023
Investasi Syailendra MSCI Indonesia Value di Sini
Investasi Avrist Indeks LQ45 di Sini
Investasi Allianz Sri Kehati di Sini
Investasi BNP Paribas Sri Kehati di Sini
Reksadana Pendapatan Tetap | Manajer Investasi | AUM Oktober 2023 | Barometer Point | Imbal Hasil 1 Tahun |
Mandiri Investa Dana Syariah | Mandiri Manajemen Investasi | Rp109,63 miliar | 4 | 3,78% |
Capital Fixed Income Fund | Capital Asset Management | Rp360,19 miliar | 4 | 7,2% |
Bahana Mes Syariah Fund Kelas G | Bahana TCW Investment Management | Rp599,53 miliar | 4 | 5,33% |
Majoris Sukuk Negara Indonesia | Majoris Asset Management | Rp280,02 miliar | 4 | 5,72% |
Trimegah Dana Tetap Syariah | Trimegah Asset Management | Rp114,43 miliar | 4 | 5,61% |
Sumber : Tim Analis Bareksa, kinerja per 30/11/2023
Investasi Capital Fixed Income di Sini
Investasi Trimegah Dana Tetap Syariah di Sini
Top 5 Reksadana Pasar Uang Unggulan Bareksa Barometer
Reksadana Pasar Uang | Manajer Investasi | AUM Oktober 2023 | Barometer Point | Imbal Hasil 1 Tahun |
Capital Money Market Fund | Capital Asset Management | Rp607,81 miliar | 5 | 5,31% |
Mega Dana Kas | Mega Asset Management | Rp373,33 miliar | 4,5 | 4,82% |
Shinhan Money Market Fund | Shinhan Asset Management Indonesia | Rp427,01 miliar | 4,5 | 4,88% |
Setiabudi Dana Pasar Uang | Setiabudi Investment Management | Rp753,78 miliar | 4 | 4,63% |
Majoris Pasar Uang Syariah Indonesia | Majoris Asset Management | Rp372,7 miliar | 3,5 | 4,47% |
Sumber : Tim Analis Bareksa, kinerja per 30/11/2023
Investasi Capital Money Market di Sini
Investasi Shinhan Money Market Fund di Sini
Investasi Majoris Pasar Uang Syariah di Sini
Reksadana Campuran | Manajer Investasi | AUM Oktober 2023 | Barometer Point | Imbal Hasil 3 Tahun |
TRAM Alpha | Trimegah Asset Management | Rp108,21 miliar | 5 | 21,72% |
Manulife Dana Campuran II | Manulife Aset Manajemen Indonesia | Rp128,86 miliar | 4 | 9,07% |
Schroder Syariah Balanced Fund | Schroder Investment Management Indonesia | Rp90,66 miliar | 4 | 7,97% |
Trimegah Balanced Absolute Strategy Kelas A | Trimegah Asset Management | Rp284,7 miliar | 4 | 39,39% |
Schroder Dana Terpadu II | Schroder Investment Management Indonesia | Rp885,62 miliar | 3,5 | 16,71% |
Sumber : Tim Analis Bareksa, kinerja per 30/11/2023
Investasi Schroder Syariah Balanced di Sini
Investasi Schroder Dana Terpadu II di Sini
Bareksa Barometer yang biasa dijadikan acuan oleh investor dalam berinvestasi reksadana jadi makin paten, seiring pembaruan metodologinya. Dengan inovasi ini, investor jadi punya panduan lebih mantap guna mencapai target investasinya dalam meraih cuan. Menurut Tim Analis Bareksa, inovasi terbaru Bareksa Barometer ialah dari sisi penilaian kinerja reksadana berdasarkan jangka waktunya.
Jika sebelumnya jangka waktu yang dinilai hanya 4 periode yakni 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 1 tahun dengan bobot masing-masing 25%, kini ditambah menjadi 5 periode yakni 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 9 bulan dan 1 tahun dengan bobot penilaian masing-masing 20%. Metode baru ini semakin meningkatkan kualitas penilaian Bareksa Barometer. Karena itu penilaian atas kinerja suatu produk reksadana jadi semakin maksimal dan handal.
Periode | 1 tahun | 9 bulan | 6 bulan | 3 bulan | 1 bulan |
---|---|---|---|---|---|
Bobot | 20% | 20% | 20% | 20% | 20% |
Sumber : Tim Analis Bareksa
Selain itu, dari sisi benchmark atau acuan atas kinerja produk reksadana, Bareksa Barometer kini hanya mengacu pada kinerja 8 Indeks Reksadana Bareksa. Sebelumnya, penilaian juga menyertakan indeks LQ45 untuk reksadana konvensional dan Jakarta Islamic Index (JII) untuk reksadana syariah.
Ini karena Bareksa Fund Index mengukur kinerja rata-rata seluruh produk reksadana yang ada di Indonesia dari per jenis reksadana, yakni reksadana saham, campuran, pendapatan tetap dan pasar uang.
Kini penilaian kinerja suatu produk reksadana saham konvensional akan mengacu pada Indeks Reksadana Saham Bareksa dan reksadana saham syariah akan dibandingkan dengan Indeks Reksadana Saham Syariah Bareksa.
Demikian juga penilaian kinerja produk reksadana pendapatan tetap konvensional akan mengacu pada Indeks Reksadana Pendapatan Tetap Bareksa dan reksadana pendapatan tetap syariah mengacu pada Indeks Reksadana Pendapatan Tetap Syariah Bareksa.
Sebelumnya, inovasi juga telah dilakukan Bareksa Barometer. Yakni Tim Analis Bareksa memaksimalkan penilaian Bareksa Barometer dari sisi momentum pergerakan pasar. Model ini dipilih karena Tim Analis Bareksa mempertimbangkan beberapa peristiwa penting yang sangat berdampak ke pasar modal.
Di antaranya beberapa kasus di industri pasar modal, pandemi Covid-19, hingga ancaman resesi global akibat kenaikan agresif suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS). Akibat beberapa peristiwa itu, pergerakan pasar saham dan obligasi menjadi sangat fluktuatif dan bergejolak, sehingga membuat investor ragu untuk berinvestasi ke aset yang lebih berisiko atau produk selain reksadana pasar uang.
Padahal, dengan strategi dan momentum yang tepat, dinamika pasar itu justru bisa dimanfaatkan untuk meraih cuan optimal. Karena itulah, Tim Analis Bareksa menyesuaikan model penilaian Bareksa Barometer guna menangkap peluang tersebut.
Meski begitu, penilaian dari sisi tata kelola yang baik (GCG) tidak mengalami perubahan dalam metode penilaian Bareksa Barometer.
(Reynaldi Gumay/Christian Halim/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.